Budaya Dalam Olahan Fashion

UNSUR TRADISIONAL MENJELMA DALAM POTONGAN BUSANA-BUSANA MODERN

Meski masih mahasiswa, tetapi minat akan karya adiluhung tertuang ke peragaan bagian ketiga Abineri Ang Atelier et Creature de Mode. Enam desainer mengambil bagian dalam tema “The Golden Age of Indonesia Heritage”. Abineri Ang mengedepankan ragam gaun berwarna vibrant penuh detail, sehingga kesan mewah langsung terpancar. Lalu sejarah kerajaan Majapahit, diolah oleh Christina Wu, dalam print yang dibentuk menjadi busana siap pakai, seperti celana pendek, blus, hingga gaun mini. Selanjutnya Anseina Eliza menampilkan berbagai gaun berpotongan klasik seperti mermaid dan ball gown dengan aksi bordir yang menarik. Nuansa busana adiluhung juga terlihat pada karya Dominique Nadine dan Maria Ruth Fernanda. Meski berbeda secara gaya rancangan, namun kesan feminim dan seksi dengan cermat diselipkan pada busana keduanya. Barisan karya Medicalevina pun mengundang decak kagum dengan teknik anyam yang stand out berpadu material metalik.

SUDUT PANDANG SEGAR PELAKU INDUSTRI FASHION INDONESIA

Di Jakarta Fashion Week 2015, lewat show yang mengusung tema besar “The Magnificent Celebes”, Binus Northumbria School of Design (BNSD) menantang para siswanya untuk mengulik dan memberikan sentuhan baru kepada budaya Sulawesi Selatan. Sebanyak 12 Mahasiswa BNSD turut serta menampilkan koleksi mereka. Eiphel dengan “Pastel Petal”, Jessica Karina Samudra dengan “Dulcet Dauntless”, serta Zana Cobitha dengan “Eastern Seduction”, memilih feminin yang dikemas ulang menjadi busana berdaya pakai tinggi. Sedangkan koleksi dengan structural cutting di tunjukkan oleh Athalia Rebecca Thio dengan koleksi “Pearlescent”, Puspa Inten Lestari lewat karya “Mysteriux”, dan organic shape “Irregular” dari Nadia Rinelsa Umammi.
Tren streetwear serta sportswear juga tak luput menjadi inspirasi. Ini terlihat dari karya “Wayfaring” dari Wajdan Alturki, Raissa Purnama dengan “Dai Toshi”, Alicia dengan “Mod Brazen”, serta Claresta Elviana dengan “Fino Signore”. Pemakaian teknologi laser cut pada koleksi “Bang” dari Marsya I. Ramadhiani memberi nuansa segar. Demikian pula Avridya Keumala dengan subkultur Korean wave dalam “Kkonminam”.

Source : http://www.marolafashionable.com/index.php?route=articles/article&dir=articles&article_id=43