Fashion Show di Peringatan Hari Air Sedunia

Bandung—Aktivis pecinta lingkungan hidup, Greenpeace menggelar acara peringatan Hari Air Sedunia yang jatuh pada tanggal 22 Maret 2015, aktivis Greenpeace, Masyarakat, para desainer, model serta Paguyuban Warga Peduli Lingkungan (Paweling) bersama-sama menyelenggarakan acara fashion show unik yang digelar langsung di atas lingkungan yang tercemar limbah industri di kampung Nyalindung, Desa Linggar Rancaekek, Minggu (22/03).

Acara ini bertujuan menyuarakan pentingnya industri fashion global untuk beroperasi secara bersih dan ramah lingkungan, karena masyarakat di Rancaekek sendiri mendapatkan dampak negatif dari industri yang membuang limbahnya ke sungai sekitaran rumah mereka sehingga membuat air disana menjadi hitam pekat dan berbusa.

Untuk memeriahkan acara ini para pendukung acara membangun catwalk tepat di atas area persawahan masyarakat di kawasan rancaekek yang sudah puluhan tahun terkena pencemaran industri tekstil. Fashion show ini memamerkan karya-karya bersamangat eco-fashion dari perancang-perancang terkemuka Inonesia yakni Lenny Agustin, Felicia Budhi dan Indita Karina bersama mahasiswa Binus Northumbria School Of Design.

Menurut Juru kampanye Detox Greenpeace Indonesia, ahmad ashov Birry, acara ini adalah bagian dari kampanye global ‘Detox’ Greenpeace yang dimulai sejak 2011, berdasarkan keyakinan yang sederhanan, yaitu dunia fashion adalah dunia yang menawarkan keindahan dan kebahagiaan, sehingga seharusnya tidak merusak lingkungan dan membahayakan kesehatan.

“Jutaan orang di seluruh dunia yang setuju dengan idealisme ini telah bergabung dengan kampanye Detox, mulai dari para desainer, aktivis, blogger hingga nama-nama besar di dunia fashion serta hiburan. Hingga Saat ini beberapa merk ternama sudah mendukung aksi kami dan mengelurkan komitmen untuk memerangi Detox,”ujar Ashov, Minggu (22/03/2015).

Perangi Detox

Dukungan dari para praktisi dan pecinta dunia fashion menjadi faktor penting yang membuat seruan Detox ini bisa bergabung dan mampu mengubah perilaku mereka, seperti yang diungkapkan salah satu desainer, Lenny Agustin, ia merasa terpanggil karena musibah ini berawal dari proses membuatan tekstil sehingga ia harus ikut memerangi Detox ini sebelum semuanya memburuk.

“Sebagai bagian dari industri fashion, saya merasa harus ikut peduli terhadap kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh proses produksi industri tersebut, dan seharusnya fashion tidak merugikan siapa pun,”ujar Lenny Agustin”

Rancaekek dipilih menjadi tempat berlangsungnya acara karena sudah bertahun-tahun masyarakat sekitar terkena dampak pencemaran industri tekstil. Seperti yang dikatakan salah satu anggota Pawapeling, Edi, bahwa tidak sedikit sungai dan persawahan didaerah sana tercemar limbah sehingga air yang mengalir berubah warna menjadi hitam dan beracun.

“Lebih dari 1,200 ha tanaman pagi tercemar oleh limbah industri menyebabkan kerugian mencapai 3,65 miliar pertahun. Sejarah Rancaekek sebagai penghasil padi kelas satu menjadi spirit kami untuk menjaga, memulihkan dan mestarikan lahan sawah yang terpapar limbah bahan berbahaya beracun (B3) di wilayah ini,”kata Edi.

Selain itu Ashov menambahkan bahwa dirinya dan teman-teman aktivis lainnya akan terus menggelar aksi serupa untuk mengingatkan kepada masyarakat akan bahaya dari detox ini bagi kesehatan, “Kami dari Greenpeace akan terus melakukan aksi ini dan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terus memerangi limbah industry ini, selain itu kami berharap pemerintah bisa lebih peka terhadap nasib lingkungan sekitaran industry yang mendapatkan dampak negative dari limbah,” Tambahnya. []Rizal Fadillah S

Source: http://bandungoke.com/view.php?id=20150325202018