Fashion Trip Bertajuk Minangkabau Project with BNSD

By Verdiawan B on August 17, 2016

Fashion always requires fresh ideas. Namun terkadang gagasan cemerlang dapat ditemukan saat melongok ke belakang. Untuk itulah Binus Northumbria School of Design (BNSD) mengajak NYLON Indonesia untuk terlibat dalam fashion trip bertajuk Minangkabau Project. Sebuah perjalanan retrospeksi untuk menggali inspirasi. Dari nama project-nya saja, tentu kamu dapat mengidentifikasi destinasi kami dalam sekali tebakan. Yup! Setelah melibatkan NYLON dalam Flores Project di Provinsi NTT tahun lalu, kali ini BNSD mengajak NYLON melancong ke sisi barat Indonesia untuk mendalami eksplorasi material dan teknik kerajinan tekstil di Provinsi Sumatera Barat.

Transforming past into new creation menjadi main goal dari 5 days trip dengan peserta yang terdiri dari 4 mahasiswa BNSD dipandu olehfaculty members Amanda Prihutomo dan Ratna Dewi Paramita. Satu setengah jam terbang dari Jakarta ditambah perjalanan darat melewati jalur berkelok tajam selama berjam-jam pun harus ditempuh untuk menjangkau sejumlah pedalaman, tujuannya tentu saja untuk menemui para artisan lokal dan belajar langsung dari tangan ahlinya.

1

Lokasi pertama yang kami kunjungi ialah kawasan Sawahan di jantung Kota Padang, dengan objek utama kain batik tanah liek. Dari sisi bahan dan teknik pengerjaan, kain batik ini hampir serupa dengan apa yang bisa kita jumpai di Pulau Jawa. Keunikan batik tanah liek terdapat pada motif dan warna yang memuat rekaman budaya Minang. Bentuk-bentuk yang merepresentasikan tari piring, pencak silat, dan rumah gadang – dipulas dalam bright-vibrant high contrast shades yang memberi kesan pop dan modern. Nama ‘tanah liek’ diambil dari proses pewarnaan tradisional disebut ‘colok’ yang menggunakan tanah liat sebagai salah satu komponen utama di samping bahan-bahan natural lain seperti kulit jengkol, rambutan, getah gambir, jerami padi, dan kulit mahoni.

2

Kawasan yang menjadi objek observasi selanjutnya ialah desa tenun songket yang berada di Nagari Halaban, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota. Like a hidden gem, Nagari Halaban seolah menjadi surga di mana kamu akan masuk ke dalam berbagai perpustakaan songket khas Minang yang dibuat secara hand-crafted with love oleh para pengrajin wanita di sana. Kamu harus membuang jauh-jauh bayangan soal warna-warna kolot seperti merah membara dan kuning menyala yang begitu menyolok, yang akan kamu temukan di sana merupakan kreasi yang lebih inovatif pemilihan skema warna yang lebih soft and sophisticated dengan sisipan benang berwarna silver, gold, atau bronze yang menjadi identitas songket padang. Dibutuhkan setidaknya dua bulan untuk menyelesaikan selembar kain songket Minang. Ya, kita benar-benar bicara soal high-craftsmanship di sini. Dari prosesnya saja tentu kamu sudah mengerti bahwa ini bukan sesuatu yang murah – karena pada hakikatnya songket Minang merupakan karya yang tak ternilai harganya.

3

Setelah cukup puas mengeksplorasi seputar songket, kami pun bertolak ke Jorong Tiakar Nagari Guguak, Kecamatan Danguang Danguang untuk menggali ilmu seputar sulam tangan atau hand embroidery. Di samping skill, ketekunan serta kesabaran ekstra merupakan modal utama untuk menyelesaikan sebuah selendang dengan detail aksen sulam. Kategori sulam pun cukup beragam dengan level pengerjaan yang juga berbeda-beda, seperti sulam bayang, sulam timbul, sulam tempel, dan sulam pita. Kami pun sempat melakukan sedikit praktik di sana, dan ternyata ini bukan pekerjaan mudah! It was fun to see the excellence of the very talented women there, it harkens back to the days of old when craftsmanship, creativity, and quality were paramount – when you buy items that are very personal not only for thebuyer, but to the maker

4

Warisan leluhur akan selalu menjadi sumber inspirasi. Di era digital dan teknologi yang begitu memudahkan, kita akan selalu merindukan sentuhan tangan manusia dan mendambakan heartwarming feelings seperti yang kami temukan di tanah Minang. Kembali ke Jakarta menandakan petualangan sesungguhnya baru akan dimulai. Dari tangan empat siswa BNSD akan terlahir karya dengan inspirasi utama yang berasal dari kekayaan budaya dan alam Sumatera Barat. Hasilnya akan dipertunjukkan di Jakarta Fashion Week 2017 mendatang.Ready to follow their journey?.AS.

Sumber: http://www.nylonindonesia.com/2016/08/fashion-trip-bertajuk-minangkabau-project-bnsd.html